Konsep
Adaptasi dalam Ilmu Keperawatan
I. PENDAHULUAN
Meningkatnya
tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik, menyebabkan individu
berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi pada kenyataannya
sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai sehingga dapat
menyebabkan individu tersebut bingung, melamun hingga stres.
Stres yang
terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi
dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut atau biasa disebut dengan koping
yang digunakan. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka
individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah,
frustasi hingga depresi.
Berikut akan
dijelaskan tentang stres, koping dan adaptasi yang biasa terjadi pada setiap
individu, salah satu contoh individu yang akan menghadapi ujian masuk kerja.
II. PEMBAHASAN
A. Konsep adaptasi
1. Pengertian
Adaptasi
a. Adaptasi adalah suatu upaya untuk
mempertahankan fungsi optimal yang melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk
perlindungan mekanisme koping dan idealnya dalam mengarah pada penyesuaian atau
penguasaan situasi (Potter, P, 2005).
b. Adaptation. Adaptation diartikan penyesuaian
psikologis terhadap berbagi keadaan yang berubah untuk mempertahankan fungsi
yang normal ( Brooker, 2001)
2. Elemen – Elemen
Yang Ada Pada Adaptasi
Menurut Suster
Callista Roy (1969) adaptasi terdiri dari 3 elemen yaitu:
a. Manusia
Roy
mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem
adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang
mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah
mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara adaptasi. Lebih
spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas
kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara
interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai
suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan
zat dengan perubahan lingkungan.
b. Lingkungan
Lingkungan
digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan
masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif. Lebih luas lagi
lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan di sekitar yang
mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau
kelompok
c. Sehat
Menurut Roy,
kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh
dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia
menyatakan secara tidak langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak terganggu
mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan
potensi manusia. konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang
bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespons terhadap
stimulus yang lain (Nursalam, 2008)
3. Proses
Penyesuaian Diri (Adaptasi)
Proses
penyesuaian diri (adaptasi) menurut schneiders (1984) melibatkan tiga unsur
yaitu:
a. Motivasi dan Proses penyesuaian diri
Faktor motivasi
dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian diri. Motivasi,
sama halnya dengan kebutuhan, perasaan dan emosi merupakan kekuatan internal
yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme. Ketegangan
dalam ketidakseimbangan merupakan kondisi yang tidak menyenangkan karena
sesungguhnya kebebasan dari ketegangan dan keseimbangan dari kekuatan-kekuatan
internal lebih wajar dalam organisme apabila dibandingkan dengan kedua kondisi
tersebut.
b. Sikap
terhadap realitas dan proses penyesuaian diri
Berbagai aspek
penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu bereaksi terhadap
manusia disekitarnya, benda-benda dan hubungan-hubungan yang membentuk
realitas. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sikap yang sehat terhadap realitas
dan kontak yang baik terhadap realitas itu sangat diperlukan bagi proses
penyesuaian diri yang sehat.
c. Pola dasar
proses penyesuaian diri
Dalam
penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri. Pada
orang dewasa, akan mengalami ketegangan dan frustasi karena terhambatnya
keinginan memperoleh rasa kasih sayang, memperoleh anak, meraih prestasi dan
sejenisnya. Untuk itu, dia akan berusaha mencari kegiatan yang dapat mengurangi
ketegangan yang ditimbulkan sebagai akibat tidak terpenuhi kebutuhannya.
4. Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri (Adaptasi)
Menurut
Schneiders (1984), setidaknya ada lima faktor yang dapat mempengaruhi proses
penyesuaian diri yaitu :
a. Kondisi fisik
b. Kepribadian
c. Proses belajar
d. Lingkungan
e. Agama serta budaya
5. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kemampuan Adaptasi
a. Usia
Semakin cukup usia dan tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seorang yang lebih dewasa juga akan lebih di percaya
dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, hal ini sebagai akibat dari
kematangan jiwanya. Oleh sebab itu dia telah memiliki kemampuan untuk
mempelajari dan beradaptasi pada situasi yang baru, misalnya mengingat hal-hal
yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis (Nursalam, 2001).
Semakin muda
seseorang maka sedikit pengalaman dan informasi yang didapat. Untuk dapat
menerima dan menyerap informasi dengan baik dibutuhkan kematangan dalam
berfikir. Apabila kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir kurang,
serta cara berfikir mereka rendah maka kemapuan dalam menerima dan menyesuaikan
diri dalam menghadapi peran sebagai calon ibu akan rendah (Notoatmodjo 2003)
b. Pendidikan
Menurut
Koentjoroningrat (1997) dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani (2001), dari
tingkat pendidikan tersebut responden yang berpendidikan tinggi dengan mudah
memperoleh informasi. semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
mudah menerima informasi sehingga semakin mampu menyesuaikan diri dalam menjalani
peran sebagai calon ibu sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang baru diperkenalkan
(Notoatmodjo 2003).
c. Pekerjan
Pekerjaan
adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau
diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing.
Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
Dan juga pekerjaan yang lebih baik adalah pekerjaan yang dapat berkembang,
bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman. (Notoatmodjo, 2003).
6. Macam-Macam
Adaptasi
a. Adaptasi
Fisiologis
Adaptasi ini
merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisilogis untuk
mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan atau
mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang. Adaptasi fisiologis dibagi menjadi
dua yaitu :
1) LAS (Local
Adaptation Syndroma), yaitu apabila kejadiannya atau adaptasi bersifat lokal
seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena infeksi, maka akan terjadi
daerah sekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas, dan lain-lain
yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
2) GAS (General Adaptation Syndroma), yaitu
reaksi lokal yang tidak dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan secara
sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian.
Pada adaptasi
fisiologi melalui tiga tahap yaitu tahap alarm reaction, tahap resistensi dan
tahap akhir.
b. Adaptasi
Psikologi
Seseorang yang
menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan secara
psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang
semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka.
dan konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau
ekspresi-ekspresi lain yang dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman
atau terlepas dari stress yang dihadapinya.
c. Adaptasi
Sosial Budaya
Setiap
lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-,masing. Antara
lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan
tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat
dilakukan dengan baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut
tidak dapat dilakukan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika orang tersebut
akan mengalami stress.
d.Adaptasi
Spiritual
Setiap agama
dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan oleh
penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalammengatur
perilaku manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran
tersebut pasti terjadi perubahan dalam perilaku manusia.
B. Stress
1. Pengertian Stres
Stres biasanya
dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak. Seseorang yang
mengalami stres karena sebuah jabatan disebut sebagai eustres. Terjadinya stres
dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk stresor ini dapat
dari lingkungan, kondisi dirinya serta pikiran. Dalam pengertian stres itu
sendiri juga dapat dikatakan sebagai stimulus di mana penyebab stres dianggap
sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres juga dapat dikatakan sebagai respons
artinya dapat merespons apa yang terjadi, juga disebut sebagai transaksi yakni
hubungan antara stresor dianggap positif karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan.
Berdasarkan hal
tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena adanya stimulus
(stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan atau masalah
(stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap
masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat menjadi lebih baik atau
menjadi adaptif .
Stres menurut:
a. Stress adalah realitas kehidupan setiap
hari yang tidak dapat dihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang
memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).
b. Stres adalah segala situasi dimana
tuntutan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau
melakukan tindakan (Selye, 1976).
c. Stres psikologis sebagai hubungan khusus
antara seseorang dengan lingkungannya yang dihargai oleh orang lain tersebut
sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemapanannya (Lazarus Folkman, 1994)
2. Sumber Stresor
Sumber stresor
merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat mempengaruhi sifat dari
stresor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikososial maupun
spiritual. Sumber stresor lingkungan
fisik dapat berupa fasilitas-fasilitas seperti air minum, makan atau
tempat-tempat umum sedangkan lingkungan psikososial dapat berupa suara
kesehatan atau orang yang ada disekitarnya, sedangkan lingkungan spiritual
dapat berupa tempat pelayanan keagamaan seperti fasilitas ibadah atau lainnya.
Sumber stresor
yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis dalam
tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya. Sedangkan sumber
stresor dari pikiran adalah berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap
status kesehatan yang dialami serta pengaruh terhadap dirinya.
Selain sumber
stresor di atas, stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai sumber
dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan.
a. Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres
dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara
keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan
yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatsi, maka
dapat menimbulkan suatu stres.
3. Model Stres Kesehatan
Model stres kesehatan merupakan
suatu model di mana stres dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang, model
ini terdiri dari beberapa unsur di antaranya :
Unsur langsung di mana stres dapat
menghasilkan atau mempengaruhi secara langsung dari perubahan fisiologis dan
psikologis, seperti adanya ketegangan (stres) akan menyebabkan terjadinya
proses pelepasan hormon secara langsung yaitu hormon katekolamin dan
kortikosteroid yang kondisi jantung berdebar-debar, denyut nadi cepat dan
lain-lain
a. Unsur kepribadian, bahwa stres dapat
dipengaruhi karena adanya tipe kepribadian yang memudahkan timbulnya kesakitan.
b. Unsur interaktif, stres dapat menyebabkan
ketidakkebalan tubuh sehingga tubuh akan menjadi mudah terjadi gangguan pada
tubuh baik biologis maupun psikologis. Proses ini dikarenakan adanya interaksi
antara faktor dari dalam untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
c. Unsur perilaku sehat, stres dapat secara
tidak langsung mempengaruhi kesakitan akan tetapi dapat merubah perilaku
terlebih dahulu seperti adanya peningkatan konsumsi alkohol, rokok, dan
lain-lain.
d. Unsur
perilaku sakit, stres dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kesakitan
tanpa menyebabkan adanya perilaku sakit seperti mencari bantuan pengobatan.
4. Manajemen Stress
Stres merupakan
sumber dari berbagai penyakit pada manusia. Apabila stres tidak cepat
ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan berdampak lebih lanjut
seperti mudah terjadi gangguan atau terkena penyakit. Untuk mencegah dan
mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat
dilakukan dengan cara :
a. Pengaturan Diet dan Nutrisi
Pengaturan diet
dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan mengatasi stres
melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal
makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan monoton karena
dapat menurunkan kekebalan tubuh.
b. Istirahat dan Tidur
Istirahat dan
tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan istirahat
dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan
memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
c. Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan
latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan
pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang
penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk
memulihkan kebugaran.
d. Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara
menanggulangi stres karena dapat meningkatkan ststus kesehatan dan
mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.
e. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras
merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan
tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin
baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung
alkohol.
f. Pengaturan Berat Badan
Peningkatan
berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres karena
mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang
akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
g. Pengaturan Waktu
Pengaturan
waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres.
Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan
fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan
waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu.
Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu
berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
h. Terapi Psikofarmaka
Terapi ini
dengan menggunakan obat-obatan dalm mengalami stres yang dialami dengan cara memutuskan
jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial yang
dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitifafektif atau psikomotor yang dapat
mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan
adalah anti cemas dan anti depresi.
i. Terapi Somatik
Terapi ini
hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga
diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
j. Psikoterapi
Terapi ini
dengan menggunakan teknik psikologis yng disesuaikan dengan kebutuhan
seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi
redukatif di mana psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar
pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan
memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada psikoterapi
rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.
k. Terapi Psikoreligius
Terapi ini
dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan psikologis mengingat
dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi atau
mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial,
dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
III. DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, Aziz,
2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
Arikunto, 2006.
Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta
Bobak, 2004.
Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Brooker, C,
2001. Kamus Saku Keperawatan .Ed : 31 . Jakarta : EGC
Bryar, 2008.
Teori Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC
Wolf, Weitzel,
Fuerst, 1984. Dasar-dasar Ilmu Keperawatan. Jakarta: Gunung Agung